PANCASILA YANG DITELAN ZAMAN
Nama:
Jenny Thalia Faurine
NIM:15101123
Prodi:
Manajemen
DAHULU kala, Pancasila bukanlah
sesuatu yang asal-asalan dibuat dan diumumkan hanya untuk ditelantarkan.
Pancasila diharapkan menjadi landasan warga negara ini untuk menjalani
kehidupan, agar terus menjadi generasi yang lebih baik lagi.
Namun jika ditilik lagi pada masa
kini, Pancasila bisa kita katakan sudah ditelan zaman. Jangankan untuk
diamalkan, banyak orang yang tak mengingat butir-butirnya. Apalagi mengimplementasikan
makna dari tiap butir tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin, ketika
nanti tak ada lagi yang berniat untuk mengingat dan mengamalkan Pancasila,
Pancasila hanya akan dijadikan dongeng semata. Di mana nantinya hanya akan
diceritakan sepintas lalu sebelum anak-anak terlelap. Kemudian semakin dewasa,
mereka tak pernah tahu apa Pancasila itu benar ada atau tidak.
Apa yang salah dengan kita semua?
Kenapa hal penting yang dulu dicapai dengan perang dan perjuangan di seluruh
tanah negeri ini, jadi pajangan di sampul belakang buku Undang-Undang Dasar saja?
Mungkin benar kata orang-orang, kita
yang hidup tanpa harus berperang, sangat sulit untuk menghargai apa yang dahulu
pahlawan kita dapatkan. Pancasila bukan sekadar kata-kata yang dirumuskan dalam
semalam lalu langsung selesai. Pancasila melalui proses berliku yang rumit,
karena hal ini jelas menyangkut bagaimana jalan kehidupan warga negara ini.
Tapi, apa kita harus berperang dan
berdarah-darah hanya untuk sadar mengenai makna Pancasila tersebut?
Kita sudah ‘berteman akrab’ dengan
banyak kemudahan, sehingga rasanya sulit untuk mengingat dan menghargai setiap
jerih payah yang menghasilkan Pancasila untuk negara ini. Di poin inilah kita
harus berhenti sejenak dari putaran aktivitas, untuk mengkaji ulang apa yang
selama ini terjadi. Bahwasanya kita adalah warga negara yang tumbuh dengan
Pancasila sebagai identitas kita. Sebagai panduan kita dalam bermasyarakat.
Jangan sampai generasi di bawah kita
nanti makin tak mengenal identitasnya sebagai warga negara Indonesia. Jangan
sampai Pancasila hanya akan berakhir sebagai kata-kata yang tidak
diimplementasikan, hanya dijadikan penghias sampul belakang buku Undang-Undang
Dasar.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar