Kamis, 15 Oktober 2015

Pancasila (Desy Lustiyani)


Oleh : Desy Lustiyani
Nim  : 15101241
(MANAJEMEN)



PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DI TINJAU DARI SEGI PANDANGAN HIDUP BERSAMA
I.Pendahuluan
             Dalam setiap undang-undang dasar selalu terdapat secara ekplisit ataupn implisit pandangan-pandangan dan nilai-nila dasar yang melandasi penyelenggaraan negara.Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa pancasila adalah Dasar Negara.Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif terhadap seluruh penyelenggaraan Negara Republik Indonesia.
             Untuk menghindar kesalahpahaman,perlu disini dikemukakakn lebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan “Ideologi”.Terdapat dua acuan tentang ideologi dengan isi yang berbeda,bahkan bertentangan.Yang satu dalam pengertian negatif,dan yang lain dalam pengertian positif.Ideologi ditangkap dalam artian yang negatif,karena dinotasikan dengan sifat yang totalier yaitu membuat pandangan dan nilai yang menentukan seluruh segi kehidupan manusia secara total,serta secara mutlak menuntut manusia hidup dan bertindak sesuai dengan apa yang digariskan oleh ideologi itu,sehingga akhirnya mengingkari kebebasan pribadi manusia serta membatasi ruang geraknya.

II. Ideologi   : Hakekat dan Fungsinya

          Dengan beberapa penjelasan yang telah dikemukakan diatas,ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai,yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (atau masyarakat) untuk memahami jagatraya dan bumi seiisinya serta menetukan sikap dasar untuk mengolahnya.Pada hakekatnya idielogi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkatkemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya.Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,namun juga membentuk masyarakat membentuk cita-cita.
           Dari uraian diatas dapatlah dikemukakan bahwa ideologi mempunyai beberapa fungsi,yaitu memberikan :
Ø  Struktur kognitif,ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya
Ø  Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukan tujuan dalam kehidupan manusia.
Ø  Norma – norma menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak
Ø  Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
Ø  Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
Ø  Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,mengahayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
Dengan pengertian-pengertian tersebut apa bedanya ideologi dengan pandangan hidup?
Sebetulnya pandangan hidup juga memberikan orientasi dalam kehidupan manusia.Pandangan hidup tumbuh bersama kebudayaan dalam bentuk yang sederhana dan umum.Masyarakat primitif pun mempunyai semacam pandangan hidup yang menunjukan tatanan bagi segala sesuatu yang berada dalam jagat raya.Namun dibanding dengan ideologi,pandangan hidup memberikan orientasi secara global dan tidak bersifat eksplisit.

III. Pancasila sebagai Idelogi Terbuka.
                Fungsi Pancasila untuk memberikan orientasi kedepan mengharuskan bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi dan lajunya sarana komunikasi membuat dunia semakin kecil dan menguatnya interdependensi dikalangan bangsa-bangsa di dunia. Bangsa Indonesia yang sedang sibuk membangun dengan usaha memcahkan masalah-masalah dalam negri seperti kemiskinan, kesenjangan sosial dan lain sebagiannya, mau tidak mau ikut terseret kedalam jaringan politik dunia yang semakin dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan ekonomi raksasa. Globalisasi ekonomi jelas memberikan dampaknya yang cukup jauh.
                Untuk menjawab tantangan tersebut, jelaslah Pancasila perlu tampil sebagai idelogi terbuka, karena ketertutupnya hanya membawa kepada kemandegan. Keterbukaan bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila, tetapi mengeksplitsikan wawasannya secaralebih kongrit.
                Dalam menjabarkan nilai-nilai Pancasila menjadi semakin operasional dan dengan demikian semakin menunjukan fungsinya bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan dewasa ini, perlu diperhatikan beberapa dimensi yang menunjukan ciri khas dalam orientasi Pancasila. Ada tiga dimensi sekurang-kurangnya, yaitu dimensi teleologis, yang menunjukan bahwa pembangunan mempunyai tujuan yaitu mewujudkan cita-cita proklamasi 1945.
                Dimensi kedua adalah dimensi etis. Cara ini menunjukan bahwa dalam Pancasila manusia dan martabat manusia mempunyai kedudukan yang sentral.
Yang ketiga adalah dimensi integral-integratif. Dimensi ini menempatkan manusia tidak secara individualis melainkan dalam konteks strukturnya. Manusia adalah pribadi, namun juga merupakan relasi. Oleh karena itu manusia harus dilihat dalam keseluruhan sistem, yang meliputi masyarakat, dunia dan lingkungannya.
                Keempat, perlu dilaksanakan institusionalisasi nilai-nilai, yang membuat seluruh mekanisme masyarakat berjalan wajar dan sehat.

IV. Penutup
Pembangunan sebagai pengalaman Pancasila harus mampu menciptakan pertumbuhan dan kemajuan bagi seluruh bangsa secara terpadu. Keterpaduan ditentukan oleh wawasan yang mampu membuat keseluruhan pembangunan bermakna bagi bangsa Indonesia. Ini berarti bahwa pembangunan ekonomi merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan sosial, sedangkan perencanaan sosial diletakan dalam konteks strategi kebudayaan. Dengan demikian terhindalah kekhawatiran bahwa pembanguan tumbuh menjadi ideologi tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar